Rabu, 07 September 2011

ALLPORT (GORDON WILLARD ALLPORT)

            Gordon Willard Allport lahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara di Montezuma-Indiana, Amerika Serikat pada tanggal 11 November 1897 dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 1967.  Ayahnya adalah seorang dokter.  Tak lama setelah kelahirannya mereka pindah ke Ohio.  Di sana Allport kecil menerima pendidikan dasarnya di sekolah umum Cleveland.  Ia mendapat gelar BA dalam Ekonomi dan Filsafat pada tahun 1919 di Universitas Harvard.  Sesudah itu ia mengajar bahasa Inggris dan Sosiologi di Robert College, Istambul, Turki.  Ia kemudian balik ke Universitas Harvard untuk melanjutkan studi dan meraih gelar MA pada tahun 1921, dan gelar doktor dalam Psikologi pada tahun 1922.  Dari tahun 1922 - 1924 ia belajar di Universitas Berlin dan Hamburg Jerman, serta Universitas Cambridge di Inggris.  Setelah kembali dari Eropa ia bekerja sebagai dosen selama dua tahun di Depertemen Etika Sosial Harvard.  Ia menikah dengan Ada Lufkin Gould pada tahun 1925, dan mereka dikaruniai seorang anak, bernama Robert.  Allport kemudian menerima tugas sebagai asisten profesor Psikologi pada Dartmouth College sampai tahun 1930.  Pada tahun yang sama ia diundang kembali ke Universitas Harvard untuk memangku jabatan yang sama di Department of Social Relations.  Ia dipromosikan menjadi Profesor dalam Psikologi pada tahun 1942 dan bertahan dengan jabatan itu sambil mengajar terus di Harvard hingga akhir hayatnya dan meninggal pada  tanggal 9 Oktober 1969. 
            Pengalaman yang tak terlupakan oleh Allport adalah saat bertemu dengan Freud untuk pertama kalinya.  Dalam musim panas tahun 1920, Allport menemui Freud.  Pertemuan itu ternyata menjadi suatu pertemuan yang memalukan tetapi penting bagi Allport yang berusia 23 tahun itu.  Pertemuan yang memalukan ini penting karena Allport kemudian menolak psikoanalisis Freud untuk membuat suatu pendekatan yang sangat berbeda terhadap studi psikologi kepribadian manusia.  Dalam perjalanannya pulang ke Amerika Serikat setelah setahun mengajar pada Robert College di Istambul, ia singgah di Wina untuk mengunjungi temannya, dan selagi di sana ia menulis surat untuk bertemu dengan Freud.  Dan Freud kemudian membalas suratnya yang isinya mengundang Allport untuk boleh singgah di sana.  Allport menerima undangan itu dengan senang hati.  Pada hari perjumpaan mereka, Freud mengantar Allport ke kantornya dan duduk, tidak berkata apa-apa, dan menanti Allport untuk berbicara.  Setelah lama tak berbicara akhirnya Allport memulai percakapannya dengan menceriterakan peristiwa yang ia lihat ketika naik Trem ke rumah Freud.  Isi ceriteranya itu mengenai seorang anak berumur 4 tahun yang kelihatan takut kotor.  Selama di Trem anak itu mengeluh kepada ibunya, “saya tidak mau duduk di sana, jangan membiarkan laki-laki yang kotor itu duduk di sampingku”.  Setelah berceritera, keheningan kembali terjadi, Freud tetap menatap orang muda Amerika yang rapi dan sopan itu, sambil berkata “dan apakah anak laki-laki itu adalah anda?”  Allport terkejut, tetapi ia berhasil mengubah pokok pembicaraan.   Peristiwa itu meninggalkan suatu kesan yang mendalam baginya.  Dari peristiwa ini dia yakin bahwa ahli-ahli psikologi perlu dinasihati supaya bekerja dengan permukaan kesadaran manusia, dan motif-motif sadar manusia, dari pada terjun ke “kedalaman” tak sadar yang gelap yang mungkin terletak di sebelah bawah.  Dan memang dalam penelitian-penelitian selanjutnya, Allport lebih berfokus pada kesadaran dari pada ketidaksadaran. 
            Allport aktif dalam berbagai profesi dan organisasi-organisasi terkenal.  Selama perang dunia II, ia bekerja dalam Emergency Committee in Psychology yaitu suatu organisasi yang menangani pelanggaran hak asasi dan isu moral.  Ia juga aktif dalam American Psychology Association (APA) dalam dua level yaitu nasional dan komisi penelitian ilmu sosial, dan menjadi direktur National Commission for the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization.  Antara tahun 1937 sampai 1949, Allport menjadi editor dari Journal of Abnormal and Social Psychology.  Ia menjadi Presiden APA dalam tahun 1931, Presiden Eastern Psychology Association pada tahun 1943, Presiden dari Society for the Psychological Study of Social Issues pada tahun 1944.  Ia menerima medali Emas dari American Psychological Foundation pada tahun 1963, dan menerima penghargaan dari APA pada tahun 1964. 
Allport terkenal dengan Psychology of Individuality-nya (Psikologi Individualitas Allport).  Dalam Psikologi ini Allport merumuskan kepribadian manusia, struktur dan dinamikanya. Sebelum merumuskan pengertian kepribadian, ia lebih dahulu mempelajari lima puluh definisi yang dikemukakan para ahli sebelumnya. Ia menggolongkan semua definisi itu dalam tujuh bidang antara lain: definisi etimologis, teologis, filosofis, yuridis, sosiologis, lahiriah, dan psikologis. Ia mempelajari semua definisi itu lalu berusaha untuk menggabungkan semua unsur terbaik dari definisi-definisi itu dengan menghindari kelemahan-kelemahan pokoknya.  Ia kemudian mendefinisikan kepribadian manusia sebagai organisasi dinamis di dalam diri individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.  Yang di maksudkan dengan organisasi dinamis yaitu kepribadian manusia yang merupakan organisasi kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, sifat-sifat dan karakter yang terus menerus berkembang dan berubah.   Maksud Istilah psikofisik adalah untuk memberi ciri pada sistem-sistem kepribadian yang mengakui kenyataan bahwa baik proses mental maupun proses fisik, semuanya harus turut diperhitungkan.  Allport yakin bahwa sistem-sistem motivasional tersebut otonom secara fungsional dan tidak bergantung pada kondisi-kondisi yang terdahulu dari mana sistem-sistem itu muncul.  Contohnya, seorang ahli tukang kayu dapat terus-menerus membuat perkakas-perkakas yang indah dan halus sekali pun penghasilannya tidak bergantung pada karya tersebut lagi.  Sama halnya dengan seorang pedagang yang terus menerus menimbun kekayaan, walau ia sendiri tidak membutuhkan dan tidak bergantung pada kebutuhan-kebutuhan itu lagi seperti pada awalnya tetapi karena usaha menimbun kekayaan itu sudah menjadi suatu kebiasaan. 
Allport juga membedakan antara kepribadian dan watak (karakter), kepribadian dan temperamen, yang sering digunakan dalam pengertian yang sama. Ia berpendapat bahwa secara tradisional kata watak mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu atas dasar mana individu dan perbuatannya dinilai.  Dan dalam menggambarkan watak individu, kata baik – buruk yang sering digunakan.  Dengan demikian Alport mendefinisikan watak sebagai kepribadian yang dapat dievaluasi (dinilai), sedangkan kepribadian adalah watak yang tak dapat dinilai.  Kepribadian juga berbeda dengan temperamen.  Temperamen adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor bilogis atau fisiologis yang karenanya sedikit sekali mengalami perubahan dalam perkembangannya. Di sini peran hereditas sangat besar dibanding aspek lain dalam kepribadian.  Jadi temperamen adalah bahan mentah yang bersama dengan inteligensi dan fisik membentuk kepribadian.  Dalam hubungan dengan sifat (trait), Allport menemukan adanya sifat individual (individual trait) dan sifat-sifat umum (common traits). Selanjutnya istilah sifat digunakan untuk sifat umum dan disposisi pribadi (personal disposition) yang digunakan untuk sifat individual. Ia juga mendefinisikan sifat sebagai struktur neuropsikis yang memiliki kapasitas untuk menjadikan banyak stimulus ekuivalen secara fungsional, dan memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara ekuivalen pula.  Sedangkan disposisi pribadi adalah struktur neuro psikis umum (yang khas bagi individu) dengan kapasitas menjadikan banyak stimulus secara fungsional ekuivalen, dan memulai serta membimbing bentuk-bentuk konsistensi tingkah laku adaftif dab stulistik.  Satu-satunya perbedaan antar kedua definisi ini terletak pada neuropsikis umum dan neuropsikis umum yang khas pribadi. Disposisi pribadi umumnya bereaksi secara tetap dengan cara yang sama, beberapa ciri khas pada awalnya bersifat individual.  Sedangkan sifat-sifat umum adalah sifat-sifat yang kita jumpai pada kebanyakan orang pada derajad tertentu seperti yang kita saksikan dalam lingkungan sosial dan dominasi yang memungkinkan kita mengukurnya. 
            Peranan Otonomi fungsional juga penting dalam sistem Allport karena otonomi itu dapat memisahkan sistemnya dari faktor historis dan genetis dalam memberikan penjelasan mengenai tingkah laku seseorang pada masa sekarang.  Para ahli psikoanalisis mencari sebab tingkah laku kliennya pada pengalaman masa lalu, tetapi Allport mencari sebab itu dalam kejadian masa sekarang. Hal inilah yang membedakan psikologi Allport dan aliran psikologi sebelumnya.
            Allport menemukan juga bahwa adanya perubahan-perubahan penting antara masa bayi dan masa dewasa. Pada tahap bayi, ia berpendapat bahwa sebelum mencapai usia dua atau tiga tahun, bayi yang disebut juga sebagai neonatus itu, masih sebagai makluk berupa heraditas, dorongan primitif, dan refleks. Neonatus belum memiliki sifat-sifat khusus yang baru. Jadi, dia belum memiliki kepribadian. Seorang bayi memang dibekali dengan potensi fisik dan temparamen tertentu, namun pemenuhannya masih menunggu proses pertumbuhan dan pematangan. Ditambahkan pula bahwa selama taraf, anak digerakkan atau dimotivasi oleh sejenis arus aktivitas umum yang adalah sumber awal tingkah laku bermotivasi. Pada umur bayi, anak merupakan makluk yang terdiri atas tegangan-tegangan segmental dan perasaan nikmat-sakit, atau enak tidak enak. Tingkah laku anak selama tahun-tahun awal kehidupan dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa nikmat. Jadi menurut Allport, tahun –tahun awal merupakan tahun yang kurang penting bagi perkembangan kepribadian, dengan asumsi bahwa bahaya serius yang merusakkan kesehatan tidak terjadi. Pada tahap transformasi kanak-kanak, seorang anak berubah menjadi individu yang bereksistensi dalam rupa ego yang berkembang, struktur sifat yang meluas, dan inti yang terdiri dari tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi masa depan. Motif biologis diganti dengan motif otonom untuk menggerakan tingkah laku. Dalam tahap orang dewasa, ada kematangan dalam diri individu, dan kita menemukan seorang pribadi yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dengan baik dan harmonis. Sifat-sifat itu muncul dalam barbagai macam cara dari sejumlah kecil motivasi yang sudah terdapat pada tahap bayi, hanya daya pendorongnya tidak berasal dari sumber-sumber primitip, tapi oleh aspirasi-aspirasi dan bergerak menuju suatu tujuan atau masa depan yang ingin dicapai. Fungsi sifat-sifat ini sepenuhnya disadari dan rasional.
Yang menjadi titik pusat sistem Allport adalah konsep tentang proprium atau “aku”, yang oleh psikologi tradisional disebut sebagai self, ego, gaya hidup.  Yang penting pertama-tama adalah konsep yang berkaitan denganya yaitu konsep mengenai propriate striving (perjuangan pribadi) yang menyangkut tingkah laku bermotivasi, yang menjadi titik sentral dari Aku (self) atau proprium.  Perjuangan pribadi mencakup semua bentuk tingkah laku yang berusaha untuk merealisir potensialitas diri sendiri, tujuan hidup, perjuangan untuk merealisir ideal tertentu.  Ciri khas sistem Allport adalah menekankan berlimpahnya motivasi, sebagai lawan dari kurangnya motivasi.  Hal tersebut memberikan tekanan, bahwa manusia itu selalu mencari cakrawala-cakrawala baru, maju terus ke depan, dan selalu saja menjadi sesuatu yang baru, sebagai lawan dari sistem-sistem yang menekankan  pendapat bahwa manusia merupakan pencari keseimbangan atau hemeostatis.  Sistem Allport juga punya ciri lain yaitu mengandalkan faktor sosial, sebagai lawan dari sistem lain yang menyandarkan diri pada faktor biologis, sekali pun faktor biologis tersebut tidak disingkirkan olehnya.  Pada akhinya, sistem Allport merupakan sistem yang cenderung memberikan penekanan individu sebagai keutuhan atau totalitas atau sebagai self, dan tidak menganggap sebagai kumpulan bagian-bagian. 
Allport dikenal juga sebagai penulis yang produktif.  Publikasi-publikasinya yang terkenal adalah:
1.     Studies in Expressive Measurement (1933), ditulis bersama F.E. Vernon.
2.     The Psychology of Ratio (1935), ditulis bersama H. Cantril.
3.     Personality: A Psychological Interpretation (1937).
4.     The use of Personal documents in psychological science (1942).
5.     The Psychology of Rumor (1947), ditulis bersama L. Postman.
6.     The Individual and His religion (1950).
7.     The Nature of Prejudice (1954).
8.      Becoming Basic Considerations for a Psychology of Personality (1955).
9.      Personality and Social Encounter (1960).
10.    Patern and Growth in Personality (1961).
11.   Letters from Jenny (1965). 
12.  Bersama rekan-rekan lain ia menciptakan dua psiko-tes: The A.S. Reaction Study (dengan F.H. Allport), dan A Study of Values ( dengan P. E. Vernon: 1931; diperbaharui lagi bersama G. Lindzey pada tahun 1951 dan 1960).

Referensi bacaan:
Bruno, F. J., (Terj.) Kamus: Istilah Kunci Psikologi (hal. 125), Penerbit Kanisius, 1989.
Chaplin, J. P. ,  Dictionary of Psychology (hal.19),  New York: The Bantam Doubleday Dell Publishing Croup, Inc., 1985.
Hall C. S. & Lindzey G. , Theories of Personality (hal.438), John Wiley & Sons, Inc. 1978.
Harre R. & Lamb R. (Terj,), Ensiklopedi Psikologi (hal. 10), Jakarta: Penerbit Arcan.
Hjelle & Ziegler, Personality: Theories Basic Assumption, Research, and Applications (171), United State of America: McGrow-Hill, Inc. 1976.
Jonnes A., Allport G. (1968). International Encyclopedia of the SOCIAL SCIENCES. Volume 18:12-18.
Schultz, D., (terj.) Psikologi Pertumbuhan: model-model kepribadian sehat (17-39), Penerbit Kanisius, 1991.
Sujanto, A. & Lubis H. & Hadi T., Psikologi Kepribadian (hal.93), Bumi Aksara,1997.
Sumadisuryabrata, Psikologi Kepribadian (hal.199-224), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar