Senin, 05 September 2011

ABRAHAM (KARL ABRAHAM)


            Karl Abraham adalah seorang dokter, dan psikolog, yang lahir pada tanggal 3 Mei 1877 dari keluarga Yahudi di Bremen, Jerman dan meninggal pada tanggal 25 Desember 1925 di Berlin. Sebagai ahli psikoanalisis, ia memberi kontribusinya dalam psikologi sexualitas, perkembangan karakter, kekacauan depresif, dan simbolisme.  Dari tahun 1896 hingga tahun 1901 ia menekuni bidang medis di Wursburg, Berlin dan Feirburg.  Minat utamanya adalah biologi dan karena itu judul disertasinya adalah the anatomical development of parrots. Setelah menyelesaikan studi medisnya ia mulai tertarik pada filologi dan bahasa-bahasa.  Ia sendiri dapat berbicara secara aktif dalam lima bahasa, dapat membaca dalam beberapa bahasa lain lagi, dan bahkan dapat menganalisis beberapa pasiennya dalam bahasa Inggris dengan lancar. Minatnya pada Filologi tercermin dalam tulisan-tulisannya mengenai simbolisme, dongeng-dongeng dan dalam suatu paper yang berhubungan dengan konsep-konsep psikoanalitis demi kebangkitan monoteisme Mesir. Dari tahun 1901 hingga tahun 1904 Abraham bertugas sebagai asisten the Berlin Manucipal Asylum, di mana ia menyelidiki berbagai aspek  yang berhubungan dengan aphasi, apraksia, paresis, dan pengaruh obat bius.  Minatnya pada psikiatri semakin kuat ketika ia diberi kesempatan untuk menjadi asisten psikiater terkenal Eugen Bleuler di the Burgholzli Mental Hospital di Zurich pada tahun 1904.  Di sana Abraham berjumpa dengan Carl Jung dan mulai mempelajari tulisan-tulisan Freud. Artikel psikoanalisisnya yang pertama yang terbit pada tahun 1907 adalah “Uber die Bedeutung sexueller Jugendtraumen fur die Symptomatologie der Dementia Praecox” (On the Significance of sexual Trauma in Childhood for the Symptomatology of Dementia Praecox). Persahabatan antara Abraham dan Freud mulai sejak tahun 1907 dan terus bertahan hingga kematian Abraham sendiri.
            Tahun 1907 Abraham meninggalkan Zurich untuk memulai dengan praktek psikoanalisis yang pertama di Berlin, kecuali tahun-tahun perang.  Ia mengemukakan pokok-pokok pikirannya dalam pertemuan para dokter Jerman dan ia mendapat banyak tantangan, seperti yang terjadi dengan Freud di Vienna sebelumnya.  Tahun 1909 ia bertemu dengan seorang teman kerja yaitu Max Eitingon, dan tahun 1910 terdapat delapan orang yang bergabung dengan mereka.  Dengan jumlah ini, Abraham mendirikan cabang perkumpulan Psikoanalisis yang pertama di Berlin, dan Abraham adalah pemimpin pertama hingga kematiannya.  Selama perang dunia pertama dia menjadi pimpinan psikiatri pada rumah sakit tentara Jerman di Prussia.  Pengalaman-pengalamannya ini membuka kesempatan bagi kerja sama penerbitan mengenai neurosis perang bersama Freud, Ferenczi, Ernst Simmel, dan Jones.  Selama perang, Abraham menderita penyakit disentri yang tidak pernah sembuh total setelah perang.  Tahun 1925 ia jatuh sakit dan meninggal tujuh bulan kemudian. 
            Analisis Abraham mengenai libido dan hubungannya dengan formasi karakter didasarkan pada hipotese bahwa libido berkembang dalam enam tahap antara lain, kedua tahap pertama adalah oral, kedua tahap yang berikut adalah anal, dan kedua tahap terakhir adalah genital.  Tahap oral yang pertama adalah tahap isap: di sini bayi belum membedakan dirinya dan obyek yang diisapnya.  Sedangkan tahap oral yang kedua adalah tahap gigit, tahap sadistis (canibalisme), di mana bayi bekerja sama untuk merusak.  Tahap anal termasuk anal yang meledak marah tiba-tiba yang diikuti dengan tahap anal retentive. Tahap pertama genitalia ditandai dengan munculnya obyek cinta dalam bentuk yang lebih jelas dibanding tahap anal. Akhirnya tahap genital orang dewasa yang hanya bisa dicapai oleh orang yang dapat terhindar dari gangguan psikotis.
            Teori Abraham mengenai kekacauan depresif berpusat pada konsep kembar fiksasi libidinal dan perasaan ambivalensi cinta pada obyek.  Dalam artikel yang ditulis pada tahun 1911 dan dipublikasikan pada tahun 1912, ia menyatakan bahwa depresi atau melankolia adalah suatu reaksi terhadap kehilangan cinta pada obyek. Seperti depresi pada kesedihan demikian sama juga kekuatiran pada ketakutan. Seperti kekuatiran muncul ketika individu berjuang untuk memenuhi impuls kepuasan tetapi tak terpenuhi oleh represi, demikian juga depresi muncul ketika tujuan seksual terpaksa harus dibatalkan. Libido depresi sebenarnya kecintaan diri  yang berasal dari dunia luar.  Ia kehilangan kemampuan untuk mencintai dan karena itu balasannya adalah membenci.  Perasaan hina memberikan dia suatu kepuasan menderita dan suatu pembalasan dendam bagi mereka yang memperhatikan dia.  Abraham selanjutnya membuat hipotese bahwa depresi orang dewasa bersumber pada depresi prima dalam tahap falik (falus). Depresi prima (depresi pertama) merupakan suatu respons pada  pengulangan kekecewaan cinta terhadap orang tua keinginan cinta terhalang lagi.  Depresi awal merupakan suatu regresi terhadap fungsi oral dan depresi berikutnya hanya merupakan pengulangan dari regresi ini.
Abraham juga memperkaya psikologi mite-mite dan simbol-simbol dalam dua hal, pertama: ia menambahkan berbagai pengertian simbol yang sudah diterima secara luas dalam sirklus analitis.   Kedua, Abraham melihat hubungan yang erat sekali antara mite-mite dan mimpi-mimpi, dan melihat kedua hal itu akan memenuhi fantasi-fantasi yang berasal dari proses represi.  Analisis Abraham yang asli mengenai mite-mite mungkin tidak diterima karena analisis itu didasarkan atas pembahasan Freud mengenai mite Oedipus  dalam tulisan:The interpretation of Dreams. Tapi bagaimana pun pembahasan Abraham secara diteil mengenai tema di atas merupakan karya asli Abraham.  Menjelang akhir hidupnya, Abraham juga masih memberi kontribusi  yang berarti dalam beberapa tema kecil walau tidak terlalu terkenal. 
Abraham turut berjasa dalam perkembangan kehidupan psikonalisis Freud. Ia adalah salah satu anggota tetap kelompok kerja Freud yang bertemu secara rutin sekali dalam seminggu. Ia juga seorang ahli psikoanalisis yang memberi kontribusinya dalam psikologi sexualitas, perkembangan karakter, kekacauan depresif, dan simbolisme.
Walaupun karya Abraham memiliki skop yang terbatas, namun pikiran-pikirannya mulai terkenal setelah kematiannya, karena beberapa alasan diantaranya, pada dekade sesudah kematiannya pasien neurotik, psikosis, gangguan kepribadian, dan hubungan inter personal yang kurang baik semakin meningkat.  Jadi, kebutuhan akan psikiater dan teknik analisis terapi yang baik pun bertambah.  Pembahasan Abraham mengenai perkembangan awal manusia sangat berguna untuk membantu para pasien di atas.  Kedua, teori perkembangan Abraham sangat relevan untuk penelitian dan studi selanjutnya tentang peri laku manusia dan binatang. Ketiga, teorinya tentang proses terjadinya depresi sudah diterima dan dikembangkan lebih luas. 
            Karya tulis Abraham antara lain:
1.     On the Significance of Sexual Trauma in Childhood for the Symptomatology of dementia Praecox (1907, 1955).
2.      Selected Papers on Psychoanalysis ( 1907-1925; 1953-1955).
3.     A Psycho-analytic Dialogue: The letters of Signund Freud and Karl Abraham (1097-1926; 1966) bersama Freud, dan Abraham.
4.     Dreams and Myths: A Study in Folk-psychology (1909, 1955).
5.     Notes on the Psycho-analytical Investigation and Treatment of Manic-Depressive Insanity and Allied Conditions (1912, 1953).
6.     Manifestations of the Female Castraition Complex (1921, 1953).
7.      Ashort Study of the Development of the Libido, Viewed in the light of Mental Disorders (1924, 1953).
8.     Character-formation on the Genital Level of Libido-development (1925, 1953).

Referensi bacaan:
Rosen, E. Abraham, Karl. (1968). International Encyclodia of the SOCIAL SCIENCES. Volume 1: 1-4.
Gay, P. , FREUD:  A Life for Our Time, New York: First Anchor Books edition, 1989.
The New Encyclopaedia Britannica (1973), Volume 1: 37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar