Senin, 04 Januari 2021

SEJARAH PENGGOLONGAN TIPOLOGI MANUSIA

            

    Jauh sebelum ada profesi ilmu psikologi dan kedokteran, para Filsuf dan masyarakat awam (biasa) telah membagi manusia ke dalam bentuk-bentuk tipe kepribadian.  Mereka menemukan bahwa, setiap tipe kepribadian manusia menampilkan satu pusat karakter atau ciri khusus yang mempengaruhi secara luas perilaku - perilaku manusia setiap hari.  Ciri-ciri ini berulang secara tetap pada pola perilaku

manusia dalam setiap waktu, kebudayaan dan tempat.  Sejarah penggolongan manusia kedalam tipe-tipe kepribadian ini sudah berlangsung sejak zaman sebelum masehi.  Seorang filsuf Junani kuno, yakni Empedocles (Suyanto Cs. 1997: 17) mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terdiri dari empat unsur dasar, yaitu tanah, air, api dan udara.  Keempat unsur ini juga terdapat dalam diri manusia diantaranya tulang, otot dan usus merupakan unsur dari tanah; cairan tubuh dari air, rasio dan mental pada manusia berasal dari api, dan pendukung fungsi hidup berasal dari udara (Sarwono S.W. 2000, hal. 20). Keempat unsur ini yang selanjutnya akan mempengaruhi ciri peri laku manusia dalam hidupnya setiap hari sesuai unsur yang dominan.  Misalnya, bila dalam tubuh seseorang terdapat terlalu banyak unsur tanah maka orang itu akan menampilkan ciri perilaku yang dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh.  Bila terlalu banyak unsur api maka orang itu akan nampak lincah, mudah bergerak, ribut, tidak tenang, tidak tetap pendirian.

Seorang fisiolog Yunani lainnya, Hippocrates mengemukakan empat pembagian dasar kepribadian manusia, antara lain Koleris (irritable) melankolis (depressed) sanguinis (optimistic) dan phlegmatis (listless).  Hippocrates percaya bahwa setiap tipe di atas berhubungan erat dengan keempat cairan penting dalam tubuh manusia.  Tipe Koleris memiliki terlalu banyak sumsum kuning yang menyebabkan orang bertipe ini punya semangat yang tinggi, tipe melankolis mengandung terlalu banyak sumsum hitam yang menyebabkan orang bertipe ini menjadi pemurung, tipe Sanguinis terlalu banyak darah yang menyebabkan orang bertipe ini memiliki kegembiraan yang tinggi, dan tipe flekmatis terlalu banyak lendir dalam tubuh sehingga geraknya lamban.  Menanggapi pembagian ini, Zick dan Elton (1983: 261) mengatakan bahwa “teori Hippocrates mungkin nampak agak primitip bagi kita, namun gagasan bahwa ada hubungan antara kepribadian manusia dan susunan fisiknya, masih aktual sampai sekarang.”  Selanjutnya Ciri psikologis dari tipe-tipe ini dijelaskan Florence Littauer dalam bukunya “Personality Plus” (1992) bahwa orang Sanguinis memiliki ciri khas yang spontan, lincah, dan periang; orang Melankolis banyak berpikir, setia, dan tekun; orang Koleris itu suka bertualang, persuasif dan percaya diri; dan orang Phlegmatis itu ramah, sabar dan puas.

Tahun 1907 Adickes membagi manusia atas empat tipe berdasarkan pandangannya terhadap dunia dan sekitarnya, antara lain dogmatis, agnostis, traditional dan inovatif.   Tahun 1920 Spranger mengemukakan empat tipe manusia menurut nilai hidup yang mereka hayati antar lain: manusia religius, manusia teoritis, manusia ekonomis, dan manusia artistis.  Lagi, tahun 1940 dan 1950, Sheldon membagi manusia menurut bentuk tubuh dalam tiga tipe antara lain: manusia Ectomorfis, manusia mesomorfis dan manusia endomorfis.  Ciri fisik dari manusia Ectomorfis adalah kurus, bertulang panjang, kurang berisi dan halus, dengan ciri psikologis yang sensitif, dan suka menyendiri. Tipe manusia Mesomorfis adalah orang yang punya otot berisi dan atletis dengan ciri psikologis terus terang, berani, independen.  Sedangkan manusia Endomorfis adalah orang yang berat dan gemuk, dengan ciri psikologi releks, sabar, suka mencari dukungan. 

Sumber:

Hall, C. S. & Lindzey, G., Theories of Personality, New York: John Wiley & Sons, Inc.,1978.

 

Littauer, F. Personality Plus: Bagaimana Memahami orang lain dengan memahami diri anda sendiri (terj.), Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.

 

Sarwono W. S., Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan tokoh-tokoh Psikologi (hal. 160), PT Bulan Bintang, Jakarta 2000.

 

Sujanto, A. & Lubis H. & Hadi T., Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara,1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar