Jauh sebelum ada profesi ilmu psikologi dan kedokteran, para Filsuf dan masyarakat awam (biasa) telah membagi manusia ke dalam bentuk-bentuk tipe kepribadian. Mereka menemukan bahwa, setiap tipe kepribadian manusia menampilkan satu pusat karakter atau ciri khusus yang mempengaruhi secara luas perilaku - perilaku manusia setiap hari. Ciri-ciri ini berulang secara tetap pada pola perilaku
manusia dalam setiap waktu, kebudayaan dan tempat. Sejarah penggolongan manusia kedalam tipe-tipe kepribadian ini sudah berlangsung sejak zaman sebelum masehi. Seorang filsuf Junani kuno, yakni Empedocles (Suyanto Cs. 1997: 17) mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terdiri dari empat unsur dasar, yaitu tanah, air, api dan udara. Keempat unsur ini juga terdapat dalam diri manusia diantaranya tulang, otot dan usus merupakan unsur dari tanah; cairan tubuh dari air, rasio dan mental pada manusia berasal dari api, dan pendukung fungsi hidup berasal dari udara (Sarwono S.W. 2000, hal. 20). Keempat unsur ini yang selanjutnya akan mempengaruhi ciri peri laku manusia dalam hidupnya setiap hari sesuai unsur yang dominan. Misalnya, bila dalam tubuh seseorang terdapat terlalu banyak unsur tanah maka orang itu akan menampilkan ciri perilaku yang dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh. Bila terlalu banyak unsur api maka orang itu akan nampak lincah, mudah bergerak, ribut, tidak tenang, tidak tetap pendirian.Seorang fisiolog Yunani lainnya, Hippocrates mengemukakan
empat pembagian dasar kepribadian manusia, antara lain Koleris (irritable)
melankolis (depressed) sanguinis (optimistic) dan phlegmatis (listless). Hippocrates percaya bahwa setiap tipe di atas
berhubungan erat dengan keempat cairan penting dalam tubuh manusia. Tipe Koleris memiliki terlalu banyak sumsum
kuning yang menyebabkan orang bertipe ini punya semangat yang tinggi, tipe
melankolis mengandung terlalu banyak sumsum hitam yang menyebabkan orang
bertipe ini menjadi pemurung, tipe Sanguinis terlalu banyak darah yang
menyebabkan orang bertipe ini memiliki kegembiraan yang tinggi, dan tipe
flekmatis terlalu banyak lendir dalam tubuh sehingga geraknya lamban. Menanggapi pembagian ini, Zick dan Elton
(1983: 261) mengatakan bahwa “teori Hippocrates mungkin nampak agak primitip
bagi kita, namun gagasan bahwa ada hubungan antara kepribadian manusia dan
susunan fisiknya, masih aktual sampai sekarang.” Selanjutnya Ciri psikologis dari tipe-tipe
ini dijelaskan Florence Littauer dalam bukunya “Personality Plus” (1992) bahwa
orang Sanguinis memiliki ciri khas yang spontan, lincah, dan periang; orang
Melankolis banyak berpikir, setia, dan tekun; orang Koleris itu suka
bertualang, persuasif dan percaya diri; dan orang Phlegmatis itu ramah, sabar
dan puas.
Tahun 1907 Adickes membagi manusia atas empat tipe berdasarkan
pandangannya terhadap dunia dan sekitarnya, antara lain dogmatis, agnostis,
traditional dan inovatif. Tahun 1920
Spranger mengemukakan empat tipe manusia menurut nilai hidup yang mereka hayati
antar lain: manusia religius, manusia teoritis, manusia ekonomis, dan manusia
artistis. Lagi, tahun 1940 dan 1950,
Sheldon membagi manusia menurut bentuk tubuh dalam tiga tipe antara lain:
manusia Ectomorfis, manusia mesomorfis dan manusia endomorfis. Ciri fisik dari manusia Ectomorfis adalah
kurus, bertulang panjang, kurang berisi dan halus, dengan ciri psikologis yang
sensitif, dan suka menyendiri. Tipe manusia Mesomorfis adalah orang yang punya
otot berisi dan atletis dengan ciri psikologis terus terang, berani,
independen. Sedangkan manusia Endomorfis
adalah orang yang berat dan gemuk, dengan ciri psikologi releks, sabar, suka
mencari dukungan.
Sumber:
Hall, C. S. & Lindzey, G., Theories of Personality, New York: John Wiley & Sons,
Inc.,1978.
Littauer, F. Personality
Plus: Bagaimana Memahami orang lain dengan memahami diri anda sendiri (terj.),
Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Sarwono W. S., Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan tokoh-tokoh Psikologi (hal. 160),
PT Bulan Bintang, Jakarta 2000.
Sujanto, A. & Lubis H. & Hadi T., Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara,1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar